Rabu, 10 November 2010

Tujuh Hal Yang Dicari Wanita Pada Pria


Tujuh Hal Yang Dicari Wanita Pada Pria
Anda yang sedang mencari jodoh, terutama para pria, bisa membaca artikel ini. Sebelum masuk jenjang pernikahan ada hal-hal yang dicari seorang wanita dari sosok pria. Apa saja? Berikut kami kutip dari situs Shine, Rabu (10/11):
1. Memiliki wajah yang mirip atau sekilas mirip
"Wah muka kalian mirip, jodoh tuh," mungkin Anda pernah mendengar celetukan seperti itu. Menurut hasil studi di AS, wanita ternyata tertarik kepada pria yang memiliki wajah mirip dengannya. Atau minimal jika dilihat sekilas ada kemiripan. Mengapa? Wanita dipercaya bisa merasa aman dan nyaman jika berpasangan dengan pria yang wajahnya mirip dengannya.
2. Mengerti akan keinginan
Jangan menjadi pria yang egois! Yah kebanyakan wanita tak suka pria yang egois. Jadilah pria yang mampu memahami keinginan dan perasaan wanita. Caranya: menjadi pendengar yang baik.
3. Gaya berbicara dan berjalan
Wanita juga melirik bagaimana pria di seberang sana berbicara dan ketika berjalan. Pria yang jalannya gagah, tegap dan cepat, diyakini memiliki sifat yang berwibawa, mengayomi dan mapan. Demikian pendapat David Lieberman, ahli perilaku manusia. Lalu pria yang mampu menghormati dan menyimak lawan bicaranya dengan baik juga disukai wanita.
4. Luka di tubuh
Ternyata wanita menyukai pria yang memiliki luka di tubuhnya. Luka di tubuh diidentikkan dengan sifat macho dan pemberani. Namun luka yang disukai wanita bukan luka cacat permanen, terbakar atau karena bahan kimia. Luka akibat kecelakaan ketika berolahraga atau bekas jahitan kecil di alis dan kening menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita.
5. Wajah ketika tersenyum dan bete
Yang ini sulit dijelaskan secara ilmiah. Namun faktanya, wanita suka dengan pria yang senyumnya sumringah. Pria yang senyumnya 'manis' dinilai memiliki sikap yang optimis. Pria optimis didambakan wanita karena diyakini bisa membuat masa depan lebih cerah. Begitupula saat seorang pria bete atau mengalami kebosanan, wanita pun bisa dibuat tertarik. Menurut sejumlah ahli, wajah manusia ketika bete atau bosan mencerminkan sifat aslinya.
6. Berpenampilan menarik dan kariernya sukses
Pria dengan busana rapih biasanya dilirik banyak wanita. Apalagi jika wajahnya tampan. Tapi ada juga kaum hawa yang kepincut dengan pria dengan berbuasana cuek, santai bahkan urakan. Karier dan penghasilan juga menjadi daya tarik yang penting. Makanya jadilah pria pekerja keras.
7. Pria dengan wajah mirip simpanse
Wah, yang ini bisa jadi perdebatan. Di Inggris, penelitian membuktikan pria yang bentuk proporsi wajahnya mirip dengan simpanse adalah yang paling aduhai. Cowok yang keningnya tidak lebar, alisnya tebal tapi tidak lebat dan bibirnya tipis disukai para wanita. Entah lah, mungkin cewek Inggris yang suka pria seperti itu.

Cerpen Saya Saat Kelas 1

Minggu, 16 Mei 2010


Dirimu Dan Dirinya (Trydo Prasetyo X-2)

Sebelum memulai cerita ini, aku akan memperkenalkan diri. Ior namaku. Aku seorang siswa di SMA Negeri di kota Jakarta. Aku cowok yang selalu berpenampilan biasa biasa di lingkungan sekolah. Tapi diluar sekolah aku adalah seorang penyanyi yang sudah lumayan terkenal, dengan alasan itulah aku berpenampilan dan berperilaku biasa biasa di sekolah. Aku bukan senang menjadi penyanyi yang sudah terkenal di sekolah maupun di luar sekolah, malah aku malu. Dan aku ingin seperti biasa saja di lingkungan sekolah. Kesibukanku di dunia tarik suara pun membuat diriku jarang bersekolah dan jarang bermain bersama teman temanku di sekolah. Saat sedang dalam kelas pun aku seperti siswa baru yang tidak di kenal oleh teman-temanku, karena aku jarang main atau ngumpul bareng teman-temanku. Pelajaran pun di mulai, saat itu pelajaran Bahasa Indonesia dengan guru yang tidak aku kenal, karena aku baru bertemu dengan guru ini dan baru kali ini guru ini mengajarku, yah........... mungkin karena kesibukan menyanyiku yang membuatku jarang sekolah. Saat sedang pembelajaran guru itu pun memanggilku
”Ior Syah Reza!! Yang mana? Sini kamu...!”, guru itu pun memanggilku.
”Iya Bu,” kata saya. Saya pun mengangkat tangan dan mendekati guru itu.
”Kau jarang masuk sekolah kan!? Kenapa?”, guru itu menanya ku dengan muka yang marah.
”Maaf bu, saya sibuk bernyanyi disana-sini”, aku pun menjawabnya.
”Oh, kamu seorang penyanyi? Baiklah ibu akan memaafkan kamu, tapi kamu harus bernyani di depan teman-temanmu.” Ibu guru pun menyuruh ku untuk bernyanyi. Apa boleh buat? Aku pun bernyani di depan kelas dengan rasa malu. Saat bernanyi pun aku melihat seorang cewek yang sangat cantik di mataku. Aku belum tahu siapa dia. Dan aku pun terus memandanginya. Siapa dia? Aku terus memikirkan dia dan bayangan dia pun selalu ada di pikiranku, setiap malam pun bayangnya selalu menyelimutiku hingga membuatku tidak bisa melupakannya. Aku pun berjanji, besok aku akan berkenalan dengannya.
***
Keesokannya pun aku bersekolah seperti biasanya. Bel sekolah pun berbunyi, aku pun masuk ke kelas. Aku terus melihat dia, tiba-tiba dia balik melihatku, akupun malu dan berhenti melihatnya. Bel istirahat pun berbunyi, aku pun mendekati cewek kecenganku di kantin.
”Hey!”, sapaku dengan penuh senyum.
”Hey juga..”, jawabnya.
”Boleh duduk disini ga?” kataku.
”Boleh...”, jawabnya dengan sangat jutek.
”Nama kamu siapa? Aku Ior”, tanyaku.
”Laras.”, jawabnya.
Aku pun ngobrol-ngobrol bersama Laras sampai bel masuk pun berbunyi. Akupun mengajak Laras cewek idamanku pulang bareng bersamaku, akan tetapi Laras tidak bisa pulang denganku karena dia mengikuti latihan MD(Modern Dance) di sekolahnya, ya sudahlah aku pulang sendiri. Sesampainya dirumah aku pun SMSan dan menelefon Laras. Laras sangat care kepadaku dan dia pun merespon aku, aku tau apa yang dia suka dan di senangi. Masa penjajakan pun aku lalui bersama Laras cewek idamanku. Aku takut apabila Laras telah memiliki pacar, tapi aku tetap memberanikan diri untuk mendekatinya. Pada malam Minggu pun aku akan mengajak Laras HangOut. Dan dia pun menerima ajakanku.
Malam Minggu pun tiba, aku berjanji pada Laras jam 11 siang nanti aku akan menjemputnya. Akan tetapi aku memiliki jadwal manggung di sebuah tempat perbelanjaan di daerah Jakarta Pusat. Aku pun bingung untuk menjelaskan ini pada Laras, karena aku telah berjanji mengajak jalan-jalan Laras. Aku langsung menelpon Laras dan menjelaskannya, tetapi dia kesal padaku karena aku tidak menepati janji. Tapi harus bagaimana lagi? Aku harus bernyanyi di Jakarta Pusat.
Keesokan harinya saat di sekolah aku pun bertemu dengan Laras. Dia memasang muka yang sangat kesal padaku. Aku merasa sangat bersalah pada Laras. Aku pun mencoba mengajak ngobrol Laras, tapi Laras tidak mendebgarkanku. Dia sangat jutek padaku.
Istirahat pun tiba. Laras pun berjalan ke arah kantin dan aku pun mengikutinya. Aku mencoba mengajak Laras ngobrol lagi. Akhirnya dia mau mendengarkanku.
”Laras, maafin aku yah kemarin kita gak jadi jalan-jalan. Tapi beneran kok kemarin aku ada manggung di Jakpus.”
”Oyah? Aku gak percaya.” jawab Laras.
Please, Ras. Aku gak bohong kok. Beneran deh. Maafin aku yah? Aku janji deh bakal ngajak kamu jalan lagi, aku juga janji bakal nepatin janji aku. Yaaah?”
”Oke. Kali ini aku maafin kamu.”, jawab Laras.
”Makasih ya Ras. Kamu baik banget.”
”Yaa sama-sama.”, jawabnya singkat.
Bel masuk pun berbunyi. Aku pergi ke kelas bersama Laras. Di perjalanan ke kelas aku dengan Laras tidak berbicara sepatah kata pun. Sesampainya di kelas aku pun langsung duduk dan melihat Laras sejenak sambil tersenyum. Laras pun melihatku lalu senyum padaku. Bel pulang pun berbunyi. Aku pun mengajak Laras pulang bareng. Laras pun mau. Aku pun mengantarkan Laras sampai rumahnya. Setibanya dirumah Laras, Laras mengajakku masuk kerumahnya. Dan aku pun mau. Tak terasa sore pun tiba. Kita pun sudah mengobrol cukup lama. Akhirnya aku pun meminta izin untuk pulang.
Aku bingung, aku ingin Laras supaya menjadi pacarku, tapi aku pusing bagaimana caranya supaya dia mau ingin menjadi pacarku. Akupun telah memikirkan bagaimana supaya Laras menjadi pacarku. Esok harinya pun aku mendekati Laras.
”Laras.......”, panggilku.
”Iya, ada apa?”, balas dia manis.
”Lama kita kenal, Ior jadi makin suka sama Laras”, balasku dengan malu.
”Terus kenapa?”, balasnya.
”Laras mau ga jadi pacar Ior? Ior sayang sama Laras”, jawabku dengan serius.
”Nanti yah Laras jawabnya!”, dia pun pergi dan berlari pulang.
Aku pun tidak bisa tidur menanti jawaban Laras, aku pusing dan takut di tolak sama Laras. Tak lama kemudian Laras meneleponku dan dia memberi tau jawabannya. Tak ku sangka Laras menerima cintaku dan dia pun sayang kepadaku. Aku sangat senang karena Laras telah menerimaku. aku pun melupakan kewajibanku sebagai penyanyi, latihan pun ku lupakan.
Tak terasa jalinan kasih asmaraku bersama Laras telah sampai di 1 tahun. Hobi bernyanyiku pun masih tetap ku lakukan, suatu saat aku dan Laras berpacaran menuju 1 tahun aku harus show bernyanyi di Bandung. Laras pun mengerti dan membiarkan aku pergi ke Bandung selama 2 bulan.
***
Di Bandung pun aku tak henti-hentinya menghubungi Laras. Dari bangun tidur sampai tidur lagi aku tetap menghubunginya. Sampai suatu waktu Laras sudah tak membalas SMSku dan mengangkat telponku. Aku sangat khawatir padanya. Namun aku pun hanya positive thinking saja.
Hari itu aku manggung di sebuah tempat di Bandung. Saat aku bernyanyi, tiba-tiba ada seorang cewek yang kelihatannya sangat mengaggumiku. Setelah selesai bernyanyi, cewek itu mendekatiku dan mengajakku untuk mengobrol sebentar katanya. Akhirnya aku pun mengobrol dengan dia. Namanya Olive. Katanya dia fans beratku. Dia sudah lama mengharapkan kedatanganku ke Bandung. Olive itu anak pengusaha terkaya di Bandung. Kami pun mengobrol cukup lama hingga tempatku manggung hampir tutup. Tak lupa dia pun meminta nomor HP-ku. Setelah bertukar bomor HP kami pun langsung pulang.
Sesampainya dirumah aku mencoba menghubungi Laras. Tapi tak ada jawaban. Tak lama kemudian setelah aku menghubungi Laras, tiba-tiba HP-ku bergetar. Ternyata SMS dari Olive.
”Hey Ior lagi apa?”
Aku pun membalas, ”Hey Olive. Lagi tiduran aja nih. Abisnya cape seharian tadi habis manggung. Kamu Olive?”
Dan seterusnya sampai aku tertidur.
Keesokan harinya aku pun terbangun dari tidurku. Ketika aku melihat HP, ada SMS. Ku kira dari Laras. Ternyata dari Olive. Hari itu hari kedua aku SMSan dengan Olive. Kebetulan hari ini aku manggung di daerah Saparua. Dan hari itu pun aku dengan Olive bertemu lagi. Dan sepulang aku manggung, Olive mengajakku pulang kerumahnya. Ternyata sesampainya dirumah Olive, aku pun bertemu dengan orang tua Olive. Lalu aku berbincang-bincang dengan orang tua Olive hingga larut malam. Orang tua Olive pun menyuruhku pulang karena hari sudah malam.
Keesokan harinya, Olive memberi tahuku bahwa orang tuanya menyuruhku untuk datang kerumahnya lagi. Dirumah Olive orang tua Olive memberitahuku bahwa Olive mempunyai penyakit kanker. Kanker yang telah dideritanya selama 3 tahun. Orang tua Olive pun menyuruhku supaya aku bisa membahagiakan Olive di sisa akhir hidupnya. Dan aku pun hanya terdiam dan memikirkan bagaimana cara untuk membahagiakan Olive. Aku berfikir dalam benakku, ”Masa aku harus putusin Laras demi Olive?”
Sesampainya dirumah aku terus memikirkan bagaimana caranya untuk membahagiakan Olive tanpa mengorbankan perasaanku pada Laras. Hingga aku pun tertidur lelap. Akhirnya aku dapat ide untuk membahagiakan Olive tanpa mengorbankan perasaanku pada Laras. Aku pun harus mencintai dua hati. Walaupun itu tidak baik untukku dan Laras,tapi inilah jalan terbaik untuk kita.
Esok adalah hari terakhirku di Bandung. Aku pun menghabiskan waktuku bersama Olive seharian. Aku dan Olive berjalan-jalan di sekitar Bandung. Sampai sore pun tiba dan aku harus bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta. Aku pun berpamitan kepada orang tua Olive. Setelah itu aku langsung pulang ke Jakarta. Di perjalanan pulang Olive menelponku. Dan memintaku balik lagi ke Bandung. Tapi aku sudah hampir sampai di Jakarta. Paling dua minggu lagi aku balik ke Bandung kataku pada Olive.
Waktu menunjukan pukul 11 tepat. Aku pun langsung merebahkan diri di tempat tidur sampai alhirnya aku tertidur.
Ternyata Olive menyusulku ke Jakarta. Aku tidak tahu dia akan datang ke Jakarta karena dia tidak memberi tahuku sebelumnya. Dan Olive pun ingin bertemu denganku. Lalu aku bertemu dengan Olive di sekitar kafe Jakarta Pusat. Tak kusangka saat aku bersama Olive, Laras juga berada di kafe itu. Aku pun tidak tahu apa yang harus kulakukan. Laras pun memergokiku sedang berdua bersama Olive.
”Ior! Kapan kamu pulang ke Jakarta? Kenapa gak bilang sih? Siapa dia?” tanya Laras sambil menunjuk kearah Olive.
”Hey Laras kamu kemana aja? Selama di Bandung aku terus ngehubungin kamu, tapi gak ada jawaban dari kamu. Ummh, dia Olive. Kenalin..”, jawabku.
”Oh, iya Laras...”
”Olive..”
Mereka pun berkenalan dengan ramah. Dan Laras pun ikut duduk di meja kami. Tanpa sadar, Laras tidak menanyakan siapa olive sebenarnya. Hingga sore pun menjelang. Kami bertiga pun pulang. Karena Olive tidak mempunyai rumah di Jakarta, jadi setelah pulang dari rumah Laras aku langsung mencarikan Olive Hotel untuk dia menginap. Tak lama kemudian aku menemukan hotel yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Setelah itu aku langsung pulang.
Sesampainya dirumah aku berpikir. Bagaimana bisa aku melanjutkan hubungan ini? Dengan Olive yang sekarang sedang tinggal di Jakarta, aku tidak bisa melepas kerinduan pada Laras setelah dua bulan lamanya aku meninggalkan Laras pergi ke Bandung. Akhirnya aku berpikir cinta dua hati ini pun tidak bisa kulanjutkan. Akhirnya aku harus memilih satu dari dua hati ini.
Siapa yang akan ku pilih? Laras atau Olive? Jika aku memilih Laras, aku kasihan pada Olive dan teringat cerita orang tuanya padaku waktu itu. Jika aku memilih Olive, aku tidak bisa! Karena aku sudah menjalin hubungan dengan Laras sudah cukup lama.
”Karena Laras belum tahu Olive pacarku dan Olive pun belum tahu bahwa Laras itu juga pacarku, maka aku akan sembunyikan saja hubungan ini kedua-duanya.”, pikirku.
***
Sudah hampir tiga bulan Olive tinggal di Jakarta. Dan Laras pun belum juga mengetahui bahwa aku dan Olive ada hubungan. Padahal, aku, Laras, dan Olive hampir setiap hari pergi jalan-jalan bersamaan.
Hari itu, aku, Laras dan Olive sedang berjalan-jalan di Mall di daerah Jakarta Pusat. Tiba-tiba saja Olive jatuh pingsan dan aku dengan Laras pun langsung membawa Olive ke rumah sakit. Setibanya dirumah sakit Olive dimasukan ke UGD. Aku pun langsung menelepon orang tuanya Olive. Dengan segera orang tua Olive berangkat ke Jakarta.
Tiga jam kemudian orang tua Olive sampai dirumah sakit dimana Olive dirawat. Orang tua Olive keliatan sangat panik. Aku pun segera menenangkannya dengan mengajak ngobrol mereka. Tak lama aku mengobrol, dokter pun lalu keluar dari ruangan tempat Olive dirawat.
”Bagaimana keadaan Olive dok?”, tanyaku dan orang tua Olive bersamaan.
”Olive baik-baik saja. Dia hanya kelelahan dan perlu beristirahat.”, jawab dokter.
”Kapan Olive boleh pulang dok?”, tanyaku.
”Besok juga sudah boleh pulang. Ya sudah kalau begitu. Saya harus memeriksa pasien yang lain. Permisi.”, ucap dokter.
”Iya dok. Terima kasih dok.”, kataku.
Aku pun melihat keadaan Olive bersama Laras. Setelah itu aku langsung mengantar Laras pulang kerumahnya. Dalam perjalanan pulang Laras bertanya padaku.
”Kamu kenal Olive dimana Ior?”
”Oh, waktu di Bandung Ras. Dia baik banget sama aku.”, jawabku.
”Oh... gitu yah? Ko bisa deket gitu sih? Heran deh.”
Sepanjang perjalanan aku menceritakan bagaimana aku bisa dekat dengan Olive. Tanpa membuat curiga Laras kepadaku.
Sesampainya dirumah Laras, aku langsung pamit pulang karena sudah malam.
Tapi aku tidak pulang kerumah. Aku kembali kerumah sakit dan menjaga Olive sendirian. Dan orang tua Olive sebelumnya telah ku ajak ke hotel tempat Olive tinggal selama di Jakarta. Aku pun menjaga Olive sampai pagi. Ketika aku terbangun, ternyata Olive sudah bangun levbih dulu dari pada aku.
”Hey Ior...”, sapanya dengan penuh senyum.
”Hey Olive.. udah bangun kamu?”
”Udah dong. Dari tadi malah. Lucu deh liatin kamu tidur. Hehe...”, jawabnya sambil tertawa manis.
”Haha... ada-ada aja kamu. Udah sarapan belum?”, tanyaku.
”Belum nih. Suster belum dateng.”, jawab Olive.
Gak lama kemudian suster dateng bawa makanan.
”Tuh! Baru aja diomongin. Susternya dateng. Gih makan!”
”Siap bos...!”, jawabnya dengan senyum manja.
Gak lama kemudian, orang tua Olive dateng buat jemput Olive pulang ke Bandung. Setelah makannya selesai, Olive langsung dibawa pulang. Dan aku pun pulang kerumah.
***
Tiga minggu pun berlalu. Tak ada kabar sedikit pun dari Olive. Aku mulai merasa khawatir dengan keadaan Olive. Hatiku pun bertanya-tanya.
”Sedang apa Olive disana? Bagaimana keadaannya? Mengapa dia tidak mengabariku?”
Berjuta kata terlintas dihatiku. Aku kaget ketika aku mendengar suara HP ku berbunyi. Ternyata mama Olive.
”Halo?”
”Ya.. Halo Ior. Ior bisa gak kamu ke Bandung hari ini? Dari tadi malam Olive nyebut nama kamu terus. Badannya panas. Bisa ya Ior?”
”Yaa tante. Ior bisa kok. Tunggu aja ya tante. Ior siap-siap dulu.”, kataku.
”Yaa Ior. Makasih yaaa...”, kata mama Olive.
Aku pun lansung siap-siap dan bergegas untuk berangkat ke Bandung. Aku pun mengajak Laras untuk ikut ke rumah Olive. Setibanya disana, aku langsung disuruh melihat keadaan Olive. Memang benar apa yang dikatakan mama Olive ditelepon. Badannya panas banget. Aku pun mengusulkan mama Olive untuk membawa Olive ke rumah sakit.
Setelah diperiksa dokter, dokter berkata bahwa kanker yang di derita Olive sudah sampai stadium 4. Dokter pun memvonis hidup Olive hanya dalam beberapa hari lagi. Setelah itu, Olive kami bawa pulang. Aku dan Laras pun menginap dirumah Olive.
Satu minggu pun berlalu. Olive sudah pucat sekali di hari itu. Olive sudah tidak bisa berjalan-jalan. Setiap hari Olive aku ajak berjalan-jalan menggunakan kursi roda bersama Laras. Menikmati hari-hari terakhir Olive.
Ketika kami seang berjalan-jalan, tiba-tiba Olive pingsan dan aku dengan Laras pun segera membawa pulang Olive kerumah. Dirumah dia terbangun dan berkata, ”Aku udah gak kuat. Penyakit ini sangat menyakitiku. Aku udah gak kuat.”
”Hus! Olive gak boleh ngomong gitu! Kamu harus kuat!”, kata Laras.
”Tapi aku gak kuat Ras...”, kata Olive.
”Ior, makasih yah... Udah mau nemenin Olive selama ini. Olive sayang Ior.”
”Yaa Olive. Ior juga sayang Olive kok.”
Gak lama kemudian orang tua Olive pun datang.
”Mah.. Pah.. Olive udah gak kuat ngadepin penyakit ini. Maafin Olive ya Pah Mah. Olive belum bisa bahagiain Mamah sama Papah.”, kata Olive.
”Iya Olive gak apa-apa kok. Mamah sama Papah sayang sama Olive.”
Lama mereka berbincang. Tiba-tiba nafas Olive tersendat-sendat. Dan akhirnya Olive pun menghembuskan nafas terakhirnya. Ssemua menangis. Termasuk aku. Karna aku tidak bisa menahan rasa sakitku ditinggalkan orang yang aku sayang.
***
Setelah selesai penguburan Olive. Aku dan Laras pun pamit pulang pada orang tua Olive. Orang tua Olive berterima kasih padaku karena sudah membuat hari-hari Olive bermakna.
Sepanjang perjalanan pulang, aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara aku dengan Olive pada Laras. Dawalnya Laras gak bisa nerima itu. Tapi perlahan-lahan aku meyakinkan Laras agar ia bisa mengerti keadaanku. Dan akhirnya aku dan Laras bahagia tanpa Olive. Dan Olive pun akan menjadi kenangan sepanjang hidupku yang tak akan pernah kulupakan.

APA ITU BASKET DAN SEJARAH BOLA BASKET


Bola basket

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.

Sejarah

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) diSpringfield,Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.
Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswa untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr.James Naismith.Basket adalah sebutan yang diucapkan oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble, sehingga bola hanya dapat berpindah melalui lemparan. Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
  2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
  3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
  4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
  5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul pemain lawan dengan cara disengaja. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sangsi berupa diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang tim nya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
  6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
  7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
  8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
  9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasit yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. pemain yang melempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
  10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
  11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
  12. Waktu pertandingan adalah 4 babak masing-masing 10 menit
  13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.

Jumat, 10 September 2010

MOHON MAAF LAHIR BATIN

saya Trydo Prasetyo dan keluarga mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin yaaah!



nb: tapi eta malah foto genie ulum hahaha